Industri fashion selama ini kerap mendapat sorotan negatif karena dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan. Praktik fast fashion, misalnya, terkenal karena eksploitasi tenaga kerja murah dan produksi limbah yang melimpah. Dengan banyaknya koleksi pakaian yang diluncurkan setiap tahunnya, budaya konsumsi berlebihan semakin membebani ekosistem global. Namun, berbagai inovasi kini bermunculan untuk mengubah arah industri ini ke jalur yang lebih positif dan ramah lingkungan, terutama melalui pengembangan tekstil dari bahan-bahan yang tidak konvensional.
Berikut lima bahan tidak terduga yang berpotensi merevolusi dunia tekstil dan fashion.
- Papan Sirkuit
Papan sirkuit, atau PCB (Printed Circuit Board), biasanya kita temui di dalam perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer. Namun, insinyur dari Universitas Politeknik Hong Kong berhasil menciptakan tekstil dari PCB yang dapat dikenakan. Bahan ini dirancang agar fleksibel, tahan lama, dan dapat dicuci, meskipun memiliki sifat konduktif yang mendukung aliran listrik.
Inovasi ini membuka peluang besar bagi pengembangan teknologi wearable, seperti pakaian yang dapat memantau detak jantung, suhu tubuh, atau aktivitas fisik secara real-time. PCB yang dibuat menjadi kain ini juga dapat dilipat, diregangkan, dan tahan terhadap kusut, menjadikannya pilihan material revolusioner untuk masa depan mode dan teknologi.
- Ampas Kopi
Siapa sangka ampas kopi yang biasanya berakhir di tempat sampah dapat menjadi bahan tekstil? Jason Chen, pendiri Singtex, memanfaatkan limbah kopi dengan mengolahnya menjadi serat kain. Prosesnya melibatkan penggabungan ampas kopi dengan polimer untuk menghasilkan benang yang kemudian dapat dirajut menjadi berbagai produk, mulai dari pakaian olahraga hingga pakaian kasual.
Pakaian berbahan serat kopi memiliki keunggulan khusus, seperti kemampuan menyerap bau dan perlindungan UV yang lima kali lebih baik dibandingkan kain katun. Selain itu, inovasi ini membantu mengurangi limbah organik, memberikan nilai baru pada bahan yang sebelumnya dianggap tidak berguna.
- Daun Nanas
Daun nanas, produk sampingan dari panen buah nanas, telah ditemukan memiliki potensi besar sebagai alternatif vegan untuk kulit. Inovasi ini dipelopori oleh Dr. Carmen Hijosa, pendiri Pinatex. Daun nanas diolah menjadi tekstil nonwoven yang ringan, bernapas, dan fleksibel.
Proses pembuatan dimulai dengan mengekstraksi serat dari daun, yang kemudian diproses menjadi bahan mirip kulit. Bahan ini tidak hanya lebih murah dibandingkan kulit konvensional, tetapi juga lebih mudah dijahit dan dicetak. Saat ini, banyak merek besar, termasuk H&M, telah memanfaatkan Pinatex untuk menciptakan produk fesyen yang lebih berkelanjutan.
- Batang Pisang
Batang pisang, khususnya bagian “batang palsu” dari pohon pisang, biasanya dibuang setelah musim panen. Namun, batang ini sebenarnya merupakan sumber serat alami yang sangat kuat dan serbaguna. Serat pisang memiliki karakteristik mirip dengan bambu, tetapi lebih halus dan memiliki kekuatan tarik yang lebih baik.
Serat yang dihasilkan dari bagian luar batang lebih kasar dan kuat, cocok untuk produk seperti tali atau tikar. Sementara itu, serat dari bagian dalam batang lebih lembut, menjadikannya ideal untuk tekstil pakaian. Selain daya tahan yang luar biasa, serat pisang juga secara alami tahan air, api, dan robek, membuatnya menjadi alternatif unggul untuk katun.
5.Alga
Bahan terakhir dalam daftar ini benar-benar unik: alga. Desainer Roya Aghighi telah mengembangkan kain yang mengandung sel fotosintetik hidup, menciptakan apa yang disebut sebagai “biogarmentry”. Kain ini tidak hanya dapat dikenakan tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyaring udara di sekitarnya, mirip dengan fungsi tumbuhan.
Untuk merawat pakaian ini, Anda hanya perlu merendamnya dalam air untuk memberikan nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel fotosintetik di dalamnya. Inovasi ini tidak hanya mendorong praktik mode berkelanjutan tetapi juga mengajak konsumen untuk memperlakukan pakaian mereka dengan lebih peduli, mengurangi siklus konsumsi berlebihan.
Mendorong Perubahan Melalui Inovasi
Setiap bahan dalam daftar ini menunjukkan potensi besar untuk mengurangi dampak negatif industri fashion terhadap lingkungan. Dengan mengadopsi bahan-bahan seperti papan sirkuit, ampas kopi, daun nanas, batang pisang, dan alga, industri ini dapat melangkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Inovasi tekstil tidak hanya menawarkan solusi untuk tantangan lingkungan tetapi juga membuka peluang baru untuk desain dan fungsi dalam dunia fashion. Papan sirkuit memungkinkan penggabungan teknologi dalam pakaian sehari-hari, sementara alga bahkan mengubah cara kita memandang pakaian sebagai sesuatu yang hidup dan berdampak positif pada ekosistem.
Langkah-langkah seperti ini tidak hanya penting bagi keberlanjutan lingkungan tetapi juga menciptakan nilai baru dalam industri mode, menjadikannya lebih kreatif, inklusif, dan bertanggung jawab. Dengan terus mengeksplorasi bahan-bahan baru yang tidak terduga, masa depan fashion dapat menjadi lebih cerah dan berkelanjutan.